Powered By Blogger

07 June 2009

DNA - mungkinkah terjadi secara kebetulan?

Beberapa waktu yang lalu saya mampir ke toko buku Gunung Agung di Mall Cibubur Junction untuk mencari beberapa buku finance dan computer, namun ditengah-tengah pencarian thd buku tersebut saya "nyangkut" di salah satu rak buku yg membuat saya berhenti utk membaca-baca sejenak krn menarik perhatian saya.

Salah satu buku yg sangat menarik adalah berjudul "The Divine Message of the DNA" karangan Kazuo Murakami, PhD seorang professor ahli Genetika terkemuka di dunia yg berasal dari Jepang. Professor ini adalah pemenang Max Planck Research Award (1990) dan Japan Academy Price (1996). Saya langsung membeli buku tersebut, dan baru selesai membaca seluruh isinya malam ini. Singkatnya inti dari isi buku tersebut adalah menguak misteri kerumitan dan kecanggihan DNA / kode genetika / blue print yg sangat luar biasa yg terdapat dalam sel setiap manusia dan bagaimana kita dapat mengolah gen tsb serta menyetel gen positif agar lebih dominan "on" ketimbang gen negatif, dst..dst..dst (silahkan beli sendiri bukunya utk lebih jelasnya).

Salah satu hal yg menarik adalah komentar beliau mengenai misteri kerumitan kode genetika manusia (genom) di halaman : 22, paragraf : 2, 3, 4, 5, 6 - berikut petikannya tulisan sang professor itu :

"Namun ada sebuah potongan teka-teki yg menggelitik para ilmuwan seperti diri saya. Siapakah yg pada awalnya menuliskan kode genetik yg luar biasa ini? umat manusia tentunya tidak dapat menciptakan kode genetik ini, namun apakah ini berarti bhw kode genetik terjadi secara spontan begitu saja? toh bahan-bahan baku yg diperlukan utk membentuk kehidupan banyak terdapat dalam dunia alami.

Menurut pendapat saya, kehidupan tidak mungkin merupakan hasil dari kebetulan saja. Jika hal ini benar, maka sebuah mobil seharusnya dapat merakit dirinya sendiri secara spontan asalkan seluruh onderdil yg diperlukan telah terkumpul di satu tempat. Kita tahu bahwa hal itu tidak pernah terjadi. Suatu kuasa yg lebih besar tentunya ada di belakang semua ini, sebuah kekuatan yg berada di luar pemahaman manusia.

Selama lebih dari sepuluh tahun, saya telah menyebutnya sebagai "sesuatu yg agung". saya tidak tahu pasti hal apakah sesungguhnya itu, namun tanpanya, kehidupan yg berjalan dgn mulus berdasarkan sebuah cetak biru yg luar biasa luas yg dipadatkan ke dalam sebuah sel mungil ini tidak akan dapat tercipta."

Biasanya adalah hal yg pantang bagi seorang ilmuwan kaliber dunia utk menyebut istilah "Tuhan" dalam buku-buku karya ilmiahnya, sebab para ilmuwan seolah-olah secara defacto sudah sepakat bhw segala hal yg berbau supranatural ataupun spiritual tidak bisa dicampur adukkan dalam tulisan karya ilmiah maupun penelitian science tertentu, namun Komentar Prof.Dr.Kazuo Murakami di atas tersebut bukanlah hal baru dan bukan satu-satunya komentar yg dari ilmuwan tentang adanya proses penciptaan dibalik eksistensi begitu banyaknya sistem kehidupan yg sangat luar biasa di bumi ini - Salah satunya seperti apa yg pernah dikomentari oleh Prof. Dr. Michael J. Behe, seorang proffesor biokimia dan ahli biologi molekuler.

http://en.wikipedia.org/wiki/Darwin's_Black_Box

http://en.wikipedia.org/wiki/Michael_Behe

Ada banyak orang yg begitu percaya ("ber-iman") terhadap teori Evolusi ataupun teori Big-Bang yg pada dasarnya berisi konsep bhw segala bentuk eksistensi yang begitu rumit dan sistematis dari mahluk hidup dan alam semesta ini terjadi hanya karena hasil kebetulan belaka. Beberapa ilmuwan (yg berani jujur) telah mengakui bhw sangatlah mustahil kehidupan di bumi ini dapat muncul secara kebetulan tanpa ada proses perancangan dan penciptaan. Demikian juga sangat mustahil jika alam semesta yg sangat sitematis dengan berbagai hukum alam yg seolah-olah disetel akurat dari awal dapat muncul hanya krn kecelakaan kosmik (big-bang) tanpa adanya proses perancangan yg cermat dan cerdas. Oleh karena itu dibutuhkan "iman" yg sangat kuat utk mempercayai teori-teori science tersebut, dan "iman" itu bisa melebihi iman untuk menjadi seorang ber-agama fanatik sekalipun, dengan kata lain Science dalam kadar tertentu sebenarnya bisa dikatakan sbg suatu bentuk "Agama" atau ideologi bagi penganut paham atheis.

http://rotogu.blogspot.com/2007/10/ateis-agama-suatu-perspektif.html